pengantar
Operation Protective Edge, kode operasi militer israel atas
gaza, palestina. memasuki babak baru, kini operasi darat sudah di
jalankan. kabarnya israel mempersiapkan 40000 pasukan terlatih demi
sebuah operasi yang secara ironi disebut “protektive edge”. judulnya tak
seindah apa yang terjadi di lapangan. protektive? berikut kutipan dari
antara news pada laporannya hari minggu (20/07/14).
“…Jerusalem - Militer Israel menyatakan sedang memperluas
serangan darat ke Jalur Gaza pada Minggu, saat konflik paling berdarah
sejak tahun 2009 itu memasuki hari ke-13 dan menewaskan lebih dari 350
warga Palestina.”
apa yang terjadi sebenarnya? otoritas palestina (PLO) pun
pemerintah israel punya “alibi” yang sama. bahwa hamas-lah kelompok yang
patut dipersalahkan. tak bisa dipungkiri, upaya terorisme yang
digencarkan kelompok hamas, tak hanya merugikan rakyat palestina dalam
upaya perjuangan kedaulatannya. rupa-rupanya, tindakan hamas menjadi
bahan bakar bagi sentimen antiarab di sebagian kalangan konservatif
israel. dgn menggiringnya menjadi isu nasionalisme sempit, pemerintah
israel mendapat motif tambahan dari agenda yang mereka tetapkan utk
perluasan kekuasaan atas tanah palestina.
bagaimanapun, dgn kekuatan propaganda media arus utama, semakin
banyak pandangan yang menyederkahakan persoalan sebenarnya, bahwa ada
1,5 juta rakyat gaza dan 3 juta di tepi barat sedang mengalami sebuah
penindasan di tanahnya sendiri yang lebih pantas disebut “penjara
terbesar di dunia”.
konflik Panjang tak Berkesudahan
menelusuri akar konflik israel palestina memang cukup panjang
dan kompleks. sejarah mencatat beberapa kerajaan dan bangsa pernah
menguasai wilayah tersebut silih berganti. sampailah pada zaman modern
dimana muncul ide bagi bangsa yahudi untuk mendirikan satu negara bangsa
yang aman bagi mereka, israel yang berdaulat di tanah palestina yang
diyakini sebagai tanah perjanjian bagi mereka pada kongres zionisme I
(1897). munculnya keinginan tersebut tak terlepas dari penindasan dan
ketidakadilan yang bangsa yahudi alami pula selama berdiaspora ke
berbagai negeri.
tanah palestina tak pernah sepi. disana telah hidup bangsa yang
telah beradab dan maju yang memiliki corak kehidupan bertani dan
berdagang serta memiliki hubungan dagang internasional. pada 1878,
populasi penduduk di palestina yaitu mencapai 462.465 jiwa dimana 96,8%
merupakan orang arab yang beragama islam dan kristen dan 3,2% orang
yahudi. (sumber: dokumenter occupation 101 menurut benni and hajjar, www.merip.org).
sebagai tindak lanjut dari pendirian negara bangsa pada
ideologi zionisme tersebut, pada tahun 1882-1914 imigrasi pertama orang
yahudi dari eropa ke palestina berjumlah 65000 jiwa (sumber: dokumenter
occupation 101 menurut www.palestineremembered.com). imigrasi tersebut
semakin gencar setelah Deklarasi Balfour di Inggris di akhir perang
dunia 1 tahun 1917. mereka memandang, inilah realisasi tanah perjanjian
yang dicita-citakan bagi orang yahudi.
1922, populasi di palestina berjumlah 757182 jiwa dimana 87,6%
merupakan orang arab islam dan kristen dan 11% orang yahudi. (sumber:
dokumenter occupation 101 menurut british sensus of mandatory
palestine). meningkatnya jumlah yahudi dan atas dukungan inggris yang
menjajah wilayah tersebut, mulailah muncul bentrokan-bentrokan antara
warga palestina dan yahudi yang ada di sana dan berkembang terus hingga
kini.
periode 1920-1931, populasi yahudi terus bertambah. berdasarkan
british sensus of mandatory palestine, pada tahun 1931 orang yahudi
sudah mencapai 16,9% sementara orang arab muslim dan kristen 81,6%. masa
itu pula di jerman, hitler meraih kekuasaannya melalui kepemimpinannya
di partai NAZI. maka pada 1932-1936, 174000 orang yahudi bertambah
pindah menuju palestina. dan tahun 1937-1945, bertambah lagi sejumlah
119800. (sumber: dokumenter occupation 101 menurut british government,
palestine royal comission report dan www.rememberedpalestine.com).
kebijakan genosida oleh Hitler terhadap yahudi di jerman dan eropa
semakin menggencarkan niatan pembentukan negara israel di palestina.
demikian, situasi di palestina semakin tidak terkendali. konflik terus bermunculan antara orang palestina dengan yahudi yang
datang ke wilayah tersebut. tahun 1947, inggris yang menguasai
menyerahkan persoalan di palestina kepada perserikatan bangsa-bangsa.
dari sanalah muncul solusi dua negara dimana ada negara arab dan negara
yahudi. anehnya, 43% luas wilayah justru diberikan kepada orang arab
yang berjumlah lebih besar yaitu 69% yang sejatinya pemilik tanah
tersebut. sementara 56% wilayah diberikan kepada imigran israel yang
hanya 31% dari populasi keseluruhan.
kekuatan yang tidak seimbang
palestina setidaknya dianggap tanah suci bagi 3 agama besar
yaitu kristen, yahudi dan islam. di sana terdapat tembok ratapan bagi
yudaisme, gereja makam kristus bagi orang kristen dan masjidil aqsha di
jerusalem yang menjadi kota suci ketiga bagi umat islam. ketika israel
memproklamirkan kemerdekaannya 14 mei 1948, solusi dua negara masih
menjadi perdebatan sengit namun israel mengklaim wilayahnya yang lebih
luas lagi. deklarasi kemerdekaan tersebut secara sepihak mendapat
pertentangan keras dari negara-negara kawasan dan lebih lagi bagi orang
arab di palestina.
dimulailah perseteruan secara sistematis dengan kehadiran
negara israel di tempat tersebut. dengan dukungan yang kuat dari
negara-negara barat, militer israel terus memperkuat dirinya dalam
merebut wilayah-wilayah yang masih diduduki orang arab palestina. perang
arab israel pada tahun 1948 tak bisa dihindari. negara-negara arab yang
memperjuangkan palestina atas nama arab yaitu libanon, suriah,
yordania, mesir dan irak. namun, dengan kekuatan yang dimiliki, israel
berhasil menguasai sebagian besar wilayah tersebut. setahun kemudian
1949, tercapai kesepakatan gencatan senjata antara negara-negara
tersebut. konflik kembali pecah setelah itu setelah kesepakatan
sebelumnya selalu diingkari oleh salah satu pihak.
kemunculan hamas sebagai organisasi perjuangan yang
mengatasnamakan islam di palestina dan perjuangan pembebasan nasional
palestina seperti PLO, Fatah menjadikan beragam faksi dan kepentingan
pula atas tanah palestina. masih ada faksi kepentingan lain di palestina
dengan coraknya masing-masing. hamas yang merupakan kelanjutan dari
ikhwanul muslimin seperti di mesir kerap menggunakan
perlawanan-perlawanan radikal yang bersifat teror terhadap israel bahkan
mengirimkan roket-roket dan bom bunuh diri terhadap rakyat sipil
israel. pun dengan israel dengan kekuatan imperialis eropa yang
mendukungnya, menjadikan negara tersebut adidaya di kawasan dengan
memanfaatkan berbagai dalih untuk memperluas kepentingannya. demikian
kutipan dari militanindonesia.org
“…Zionisme terbukti telah memperoleh dukungan sistematis dari
negara-negara Barat. Amerika Serikat memberikan dana sekitar 5 triliun
dolar AS per tahun, Inggris memberikan bantuan dalam peralatan militer,
dan Uni Eropa memberikan akses terhadap opini yang dibentuk oleh Israel
ke publik dunia bahwa sumber konflik antara Israel dan Palestina adalah
gerakan ‘teroris’ Palestina. (Sumber: hasil konferensi “Against Zionism:
Jewish Perspectives” pada tanggal 2 Juli 2006 di Inggris). Dari sini
jelas bahwa Zionisme merupakan bagian dari strategi imperialisme
global.”
dengan kekuatan penuh, israel menduduki hampir sebagian besar
palestina. penduduk arab semakin terhimpit di jalur gaza dan tepi barat
dengan pengawasan yang ketat oleh tentara israel. sejarah mencatat
sedemikian banyaknya kekerasan yang digunakan selama sejarah panjang
pendudukan israel atas palestina tersebut. berbagai penghancuran
rumah-rumah penduduk palestina dilakukan, penyerangan oleh tentara,
penguasaan tanah dan sumber daya alam, dan serangan-serangan terhadap
perlawanan palestina yang mereka sebut sebagai terorisme. pada akhirnya,
dengan berbagai cara dan propaganda, israel mendirikan
pemukiman-pemukiman sipil bagi rakyatnya dan mengusir bahkan membunuh
rakyat arab palestina yang ada di wilayah tersebut dengan berbagai
provokasi dan serangan yang tidak seimbang dan brutal.
tindakan hamas menjadi pembenaran penjajahan atas palestina?
berbagai kesepakatan gencatan senjata yang berujung pada
kegagalan mengindikasikan selalu ada ketidakpuasan antar berbagai pihak
yang berseteru. peta politik di israel dan palestina tidak dapat
dipandang secara hitam dan putih. otoritas palestina PLO dibawah
pemerintahan fatah yang mengusai tepi barat memiliki motif dan
perjuangan yang berbeda dengan kelompok hamas yang ada di jalur gaza.
situasi yang berkepanjangan tersebut menjadikan rakyat palestina mulai
tidak mempercayai pemimpinnya untuk membawa mereka keluar dari
penjajahan yang ada. malah, keduanya terlibat persaingan dan intrik
politik semata. rakyat palestina tetap menderita atas ulah pemimpinnya
sendiri terlebih atas berbagai upaya israel yang terus menyerang dan
memperluas pemukiman bagi mereka.
perlawanan hamas yang bersifat teror terhadap warga sipil
israel harus dikecam. tindakan tersebut tidak akan pernah membawa
kedamaian terhadap masyarat palestina secara keseluruhan. malah dengan
pongah, serangan tersebut menjadi alasan bagi israel untuk seolah
melindungi diri namun sebenarnya sedang melakukan upaya agar masuk lebih
dalam dan menguasai wilayah-wilayah palestina lebih lagi dalam
kerangkan imperialism yang mereka lakukan.
alan woods, seorang tokoh politik internasional menuliskan sebagai berikut.
“…Perlawanan heroik rakyat Palestina membentang dalam beberapa
dekade ke belakang. Kemenangan akhir, bagaimanapun, tidak akan dicapai
oleh beberapa roket yang ditembakkan oleh Hamas. Sejarah massa Palestina
memiliki saat-saatnya ketika perjuangan mereka berdampak bahkan di
dalam Israel sendiri. Satu saat tersebut adalah Intifada pertama, dimana
massa meletus melawan pendudukan. Perjuangan massa tersebut adalah apa
yang dibutuhkan saat ini. Apa yang menambah kekuatan bagi rakyat
Palestina adalah situasi baru yang telah muncul sejak revolusi di Mesir
dan Tunisia pada tahun 2011. Kekacauan di dunia Arab telah menjadikan
revolusi sebagai agenda perjuangan. Krisis kapitalisme dunia adalah akar
penyebab dari gejolak revolusioner ini dan ini bahkan telah
mempengaruhi masyarakat Israel, dengan gerakan-gerakan besar yang telah
kita lihat di sana juga.”
pendudukan israel atas palestina haruslah dihentikan sekarang
juga. solidaritas masyarakat internasional harus dicapai untuk mendukung
terciptanya perdamaian dengan terbentuknya negara palestina yang
berdaulat secara adil dan sejahtera atas tanahnya sendiri sesuai dengan
visi shalom allah akan dunia.(*)
*disampaikan sebagai pengantar diskusi dan doa bersama GMKI
Cabang Semarang pada tanggal 21 juli 2014, mengenai konflik yang terjadi
di Palestina.
No comments:
Post a Comment