SEARCH
Tuesday, 31 July 2012
Renungan Harian 1 Agustus 2012
Realita: Banyak orang heboh tentang harta karun. Demi mendapatkannya orang sampai berkelai pertaruhkan nyawa.
Refleksi: Yesus berkata: "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamnya lagi." Orang Yahudi biasa menyembunyikan barang-barang berharga supaya tidak dirampas orang. Maka harta terpendam dalam perumpamaan itu pasti sesuatu yang sangat bernilai, sebab setelah memendam lagi harta temuannya itu, "Pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu." Hal serupa dilakukan seorang pedagang yang mencari mutiara berharga: "Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." Fokus kedua perumpaman tidak pada harta terpendam dan mutiara yang ditemukan atau pun cara menemukannya, tetapi pada kelakuan pekerja ladang dan pedagang itu. Setelah menemukannya, mereka pergi menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang atau mutiara itu. Demi memperoleh harta terpendam atau mutiara, yang adalah Kerajaan Surga, orang itu memberikan diri secara total dan rela melepaskan segala miliknya. Orang dituntut melepaskan segala-galanya untuk memperoleh Kerajaan Surga.
Rekonsiliasi: Tidak jarang kita berjuang demi harta dan kenikmatan sesaat. Padahal Yesus telah menunjukkan harta Kerajaan Surga yang abadi. Mengapa? Apa mau kita sekarang?
sumber: m.hidupkatolik.com//2012/07/31/mutiara-renungan-rabu-1-agustus-2012
Monday, 26 December 2011
Serenada Natal
Wednesday, 16 February 2011
Siapa Suruh tak Menutup Pintu. #pengakuan -bagian 2-
Pukul 7.00 pagi tadi saya memandikan adik saya yg sedang cedera pada kakinya. Kira-kira 30 menit kami di dlm kmr mandi. Oh ya, kami memang berada di ruang perawatan patah tulang. Walau sebenarnya kaki adik saya tidak patah namun saya sendiri bingung menjelaskan kondisi sebenarnya. Si dukun bilang, mata kaki yang pecah. Tetapi orangtua saya tak setuju pendapat itu, berlebihan menurutnya.
Nah, saat adik sedang asyik bermandi ria. Saya sempat keluar kamar mandi, handuk ketinggalan. Ternyata, sudah ada antrian. Karenanya saya berpikir,baiklah saya harus mengejar waktu.
Harap dicatat, jika pintu kmr mandi / lebih tepatnya halaman mandi itu tdk saya tutup, mka org bisa masuk tanpa sengaja. Kelihatanlah.. Dan karena inilah cerita ini bermula. Setengah jam stelah saya memandikan adik, saya kembali ke kamar atau lebih tepatnya halaman mandi itu. Pintu halaman mandi terbuka. Tanpa ragu saya melangkah masuk. Eh!!
Si ibu muda yang mengantri tadi sedang jongkok. Kupandang kebawah, pahanya lumayan mulus. Refleksku tidak menghindar tapi menjelajah dgn mata.
Itulah saya. Sambil tersenyum saya undur diri. Si ibu muda hanya bilang, eh!! Dlm hati, saya memohon maaf. Ini kejadian sungguh diluar kehendak saya..
Judulnya, salah siapa gak nutup pintu kamar/halaman mandi?? Dan kesan, saya menikmati dan sedikit rasa bersalah.
Siang ini, 2 kali bertemu muka dgn nya. Saya hanya tertunduk malu. Tp dia menantang. #pengakuanku jilid 2. :)
-sekian-
Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com
Saturday, 4 December 2010
Pengakuanku. -bagian 1-
Ya, anak guru SD saya masuk perguruan tinggi yg sama dgn saya. Dan ketika memandang wajah si anak, membuatku tersenyum geli. :) Lalu, masuk lah saya ke masa ratusan bulan yang lampau.. Masa sekolah dasar, di kota kelahiran..
Sudah menjadi kebiasaan ketika asik mendengar guru 'bercerita', pena ditanganku selalu bergerak manis menodai sekujur tangan. Saking seriusnya mendengar guru, pena yang kugerakkan kesana kemari tanpa kusadari, ouch.. Pena terjatuh.. Plak.. Bergulir di bawahku..
Lalu kuraih si pena dengan mencoba menundukkan kepala. Tak mudah merengkuhnya karena ada di bawah meja dan bergulir lebih ke depan. Dan tanpa sengaja, terlihat olehku dua buah guling yang pangkalnya menyatu. Aku terpana. Seolah pena semakin jauh, jauh, jauh kuraih..
Namun herannya, aku justru hampir melupakan tujuan semula yakni mengambil pena yang seolah semakin jauh itu. Mataku semakin terpaku pada guling imut mirip paha yang ada dihadapanku. :p
Tapi.., sesaat kutersadar. Dengan segera pena pun seolah mendekat, kuraih. Kembali aku duduk, tapi tangan sedikit bergetar. Ohh, aku baru mengintip guru SD ku, yg duduk manis. :)
Awalnya memang aku merasa bersalah, tapi yang ada kemudian muncul rasa ingin melihatnya sekali lagi. Tapi...... Lagi.. Lagi dan lagi.. Jadilah setelah peristiwa itu, menjatuhkan pena menjadi keasikan baru buatku selain mencorat coret tangan dan buku seperti yang biasa kulakukan tanpa kusadari.
Ya, aku anak SD yang pintar n sedikit #nakal demi paha guruku. Oh ya, kegiatan itu pun merutin tiap si guru masuk, tp hanya setahun. Tak berlanjut di tahun berikutnya. Maafkan saya bu guru, dalam benakku. :)
Pikiranku pun kembali ke ratusan bulan setelah kejadian intip paha, aku tersadar tepat setahun lalu ketika memandang si junior anak sulungnya. Ya anak si guru udah sama merantau sepertiku. :)
Usai sudah rasa bersalahku. Dan aku yakin si ibu guru telah memaafkan (andai dia tau :p), sebab aku turut membantu anaknya di rantau ini. Setidaknya menemani mencari rumah kostannya. :)
-ini #tweetmalam ttg pengakuan, rasa bersalah dan keluguanku.. :)-