SEARCH

Saturday 4 December 2010

Pengakuanku. -bagian 1-

Tahun lalu, ada kejadian kecil yang mengingatkan saya kejadian #nakal di tahun2 saya mengikuti sekolah dasar. Bermula dari pertemuan dgn seorang #junior karena saya emang sudah masuk barisan para #senior.
Ya, anak guru SD saya masuk perguruan tinggi yg sama dgn saya. Dan ketika memandang wajah si anak, membuatku tersenyum geli. :) Lalu, masuk lah saya ke masa ratusan bulan yang lampau.. Masa sekolah dasar, di kota kelahiran..

Sudah menjadi kebiasaan ketika asik mendengar guru 'bercerita', pena ditanganku selalu bergerak manis menodai sekujur tangan. Saking seriusnya mendengar guru, pena yang kugerakkan kesana kemari tanpa kusadari, ouch.. Pena terjatuh.. Plak.. Bergulir di bawahku..

Lalu kuraih si pena dengan mencoba menundukkan kepala. Tak mudah merengkuhnya karena ada di bawah meja dan bergulir lebih ke depan. Dan tanpa sengaja, terlihat olehku dua buah guling yang pangkalnya menyatu. Aku terpana. Seolah pena semakin jauh, jauh, jauh kuraih..

Namun herannya, aku justru hampir melupakan tujuan semula yakni mengambil pena yang seolah semakin jauh itu. Mataku semakin terpaku pada guling imut mirip paha yang ada dihadapanku. :p

Tapi.., sesaat kutersadar. Dengan segera pena pun seolah mendekat, kuraih. Kembali aku duduk, tapi tangan sedikit bergetar. Ohh, aku baru mengintip guru SD ku, yg duduk manis. :)

Awalnya memang aku merasa bersalah, tapi yang ada kemudian muncul rasa ingin melihatnya sekali lagi. Tapi...... Lagi.. Lagi dan lagi.. Jadilah setelah peristiwa itu, menjatuhkan pena menjadi keasikan baru buatku selain mencorat coret tangan dan buku seperti yang biasa kulakukan tanpa kusadari. 

Ya, aku anak SD yang pintar n sedikit #nakal demi paha guruku. Oh ya, kegiatan itu pun merutin tiap si guru masuk, tp hanya setahun. Tak berlanjut di tahun berikutnya. Maafkan saya bu guru, dalam benakku. :)

Pikiranku pun kembali ke ratusan bulan setelah kejadian intip paha, aku tersadar tepat setahun lalu ketika memandang si junior anak sulungnya. Ya anak si guru udah sama merantau sepertiku. :)

Usai sudah rasa bersalahku. Dan aku yakin si ibu guru telah memaafkan (andai dia tau :p), sebab aku turut membantu anaknya di rantau ini. Setidaknya menemani mencari rumah kostannya. :)
-ini #tweetmalam ttg pengakuan, rasa bersalah dan keluguanku.. :)-

No comments:

Post a Comment